Keep Up to Date with the Most Important News

By pressing the Subscribe button, you confirm that you have read and are agreeing to our Privacy Policy and Terms of Use
Follow Us
Follow Us

Zaken Kabinet Adalah: Simak Pola Dan Sejarahnya Di Ri

Ilustrasi Kabinet Prabowo-Gibran
Ilustrasi pembentukan kabinet zaken yang digagas capres terpilih Prabowo. Foto: Edi Wahtono

Daftar Isi

Jakarta

Zaken kabinet yakni kabinet para ahli. Kabinet ini pernah terjadi di kurun Sukarno, yakni masa Demokrasi Liberal. Yang cukup beken yakni masa Kabinet Djuanda (1957-1959).

Advertisement

Zaken kabinet bahwasanya juga sudah dipraktekkan di dua kabinet sebelumnya. Simak klarifikasi mengenai zaken kabinet di bawah ini, mulai dari pengertian, contoh, dan sejarahnya di Indonesia.

Pengertian Zaken Kabinet

Berdasarkan terjemahan Google, zaken ialah bahasa Belanda yang mempunyai arti bisnis atau urusan. Secaa literasi, kabinet zaken mempunyai arti kabinet bisnis.

Dalam Jurnal Hukum Samudra Keadilan Volume 15, Nomor 1, Januari-Juni 2020 karya Novendri M Nggilu dan Fence M Wantu dari Universitas Negeri Gorontalo, zaken kabinet yakni kabinet ahli, yakni kabinet yang diisi oleh profesional atau orang yg luar biasa pada urusan yg dibidangi.

Dilansir dari Ensiklopedia Sejarah Indonesia Kemdikbud, zaken kabinet yakni kabinet ekstra-parlementer, yakni kabinet terbuat tanpa menyaksikan jumlah dingklik di parlemen.

Zaken kabinet juga menjadi nama yang lain dari Kabinet Djuanda, lantaran Ir Djuanda selaku Perdana Menteri RI di ketika itu tak mewakili partai mana pun. Hal ini berlainan dengan kabinet-kabinet sebelumnya yg dipimpin oleh perwakilan partai.

Baca juga: Yasonna Laoly Kena Reshuffle oleh Jokowi, Begini Profil Pendidikan dan Kariernya

Model dan Sejarah Pembentukan Zaken Kabinet

Berikut ini pola dan sejarah dari zaken kabinet di Indonesia yg dirangkum dari Modul Sejarah Indonesia Kelas XII: Indonesia Pada Masa Awal Kemerdekaan Sampai Masa Demokrasi Liberal oleh Nansy Rahman dan Jurnal Hukum Samudra Keadilan Volume 15, Nomor 1, Januari-Juni 2020:

1. Kabinet Natsir (1950-1951)

Zaken kabinet pertama kali dipraktekkan dalam Kabinet Natsir. Mohammad Natsir dari Partai Masyumi selaku perdana menteri memasukkan orang-orang luar biasa dari non-partai ke dalam pemerintahan. Mereka antara lain Sri Sultan Hamengkubuwono IX selaku Wakil Perdana Menteri, dan Ir Djuanda selaku Menteri Perhubungan.

Selain itu, ada juga dua luar biasa yang berlatar belakang partai, menyerupai luar biasa ekonomi dan keuangan ternama pada waktu itu yakni Sjafruddin Prawiranegara selaku Menteri Keuangan dan Soemitro Djojohadikusumo selaku Menteri Perdagangan dan Perindustrian.

Beberapa jadwal Kabinet Natsir meliputi:

  • Menyelenggarakan Pemilu bagi konstituante dalam waktu singkat.
  • Mencapai konsolidasi dan menyempurnakan susunan pemerintahan.
  • Menggiatkan kerja keras buat meraih keselamatan dan ketenteraman.
  • Mengembangkan kekuatan ekonomi nasional yg sehat.
  • Membantu pembangunan perumahan rakyat dan mengembangkan derajat kesehatan, serta kecerdasan rakyat.
  • Menyempurnakan organisasi angkatan perang dan memulihkan bekas anggota serdadu dan gerilya ke dalam masyarakat.
  • Memperjuangkan solusi duduk kendala Irian Barat.

Usia kabinet ini cuma delapan bulan, tapi Natsir dan para menteri dirasa sukses dalam dua hal. Natsir memulai pembentukan Biro Perancang Nasional (BPN) yang berikutnya disebut selaku Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas).

Kabinet ini sukses mengembangkan devisa negara yang di saat itu terimbas perang Korea. Barang-barang ekspor Indonesia di saat itu memperoleh pasar yang bagus di dunia, sehingga pemerintah sanggup mengatur inflasi.

Dalam hal politik luar negeri, kabinet ini mengungkap pemikiran mengenai gerakan nonblok pada Inter Asia Conference ke-3 di New Delhi 1950. Gagasan ini memantik pembentukan gerakan nonblok pada lembaga Konferensi Asia Afrika (KAA) di Bandung 1955.

Pada masa Kabinet Natsir, Indonesia menjadi anggota Liga Bangsa-Bangsa (PBB) yg ke-60. Dalam urusan militer, Kabinet Natsir melakukan pekerjaan sama dengan pihak militer dalam meredam gerakan RMS, menyelesaikan duduk kendala Aceh, serta membuka jalan solusi kendala Irian Barat.

2. Kabinet Wilopo (1952-1953)

Zaken kabinet juga dibikin pada masa Kabinet Wilopo yang bertugas antara 3 April 1952 sampai 30 Juli 1953. Dalam kabinetnya, Wilopo yg berlatar belakang PNI memasukkan kelompok luar biasa dan profesional, menyerupai Djuanda selaku Menteri Perhubungan dan Bahder Djohan yang juga nonpartai selaku Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.

Beberapa jadwal dalam negeri Kabinet Wilopo adalah:

  • Menyelenggarakan Pemilu (konstituante Dewan Perwakilan Rakyat, dan DPRD).
  • Meningkatkan kesejahteraan rakyat.
  • Meningkatkan mutu pendidikan rakyat dan pemulihan keamanan.
  • Sementara dua jadwal luar negerinya adalah:
  • Menyelesaikan duduk kendala korelasi Indonesia-Belanda.
  • Mengembalikan Irian Barat ke pangkuan Indonesia.
  • Menjalankan politik mancanegara bebas-aktif.

Kabinet tidak sanggup bertahan lantaran keadaan pemerintahan yang tak stabil jawaban keselamatan dan politik di masa itu. Di masanya terjadi krisis ekonomi, defisit kas negara, sampai hadirnya Peristiwa Tanjung Morawa.

Peristiwa Tanjung Morawa yakni peristiwa bentrokan antara pegawapemerintah kepolisian dengan para petani liar yang disokong PKI lantaran duduk kendala tanah perkebunan di Sumatera Timur (Deli).

3. Kabinet Djuanda (1957-1959)

Setelah Kabinet Wilopo, pemerintahan sempat berganti beberapa kabinet, yakni Kabinet Ali Sastroamijoyo I (PNI), Kabinet Burhanuddin Harahap (Masyumi), dan Kabinet Ali Sastroamijoyo II (PNI). Kegagalan Kabinet Ali dilanjutkan pembentukan formatur kabinet oleh Soewirjo, tapi juga gagal.

Presiden Sukarno kemudian menunjuk dirinya sendiri selaku formatur dan menunjuk Ir Djuanda Kartawidjaja selaku Perdana Menteri sehabis sempat menjadi menteri di dua periode sebelumnya.

Kabinet Djuanda disebut selaku Zaken Kabinet lantaran anggotanya yakni para luar biasa dan golongan intelektual yg diharuskan berasal dari luar partai. Hal ini disebabkan oleh kegagalan kabinet-kabinet sebelumnya yang sarat kepentingan partai politik.

Kabinet Djuanda juga disebut Kabinet Karya lantaran memiliki jadwal Panca Karya, merupakan:

  • Membentuk Dewan Nasional.
  • Normalisasi kondisi RI.
  • Melancarkan pelaksanaan Pembatalan KMB.
  • Memerjuangan pengembalian Irian Jaya.
  • Mempergiat/mempercepat proses Pembangunan.

Nah, detikers kini sudah tahu zaken kabinet yakni kabinet yg diisi para luar biasa di bidangnya. Yang paling kentara dengan zaken kabinet yakni Kabinet Djuanda. Semoga bermanfaat.

Baca juga: Profil Sekolah Menengan Atas Taruna Nusantara yg Alumninya Bakal Ada di Kabinet Prabowo

20D

Pemerintah Jamin Efisiensi Tak Ganggu Bansos & Layanan Publik

20D

Pemerintah Jamin Efisiensi Tak Ganggu Bansos & Layanan Publik


sejarah indonesiapemerintahsoekarnozaken kabinetpemerintahan indonesiademokrasi liberal

Keep Up to Date with the Most Important News

By pressing the Subscribe button, you confirm that you have read and are agreeing to our Privacy Policy and Terms of Use
Add a comment Add a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous Post

Diperingati 24 September, Ini Sejarah Hari Tani Nasional

Next Post

29 September Peringati Hari Sarjana Nasional, Ini Yang Berasal-Usulnya

Advertisement