
Jakarta –
Ada sesuatu hal yg berlainan di ketika pelantikan Kepala Negara Prabowo pada 20 Oktober 2024 dulu. Saat itu, Presiden Prabowo menaiki kendaraan beroda empat Maung generasi ketiga berjulukan MV3 Garuda Limousin bikinan PT Pindad Bandung. Mobil taktis yg desainnya menyerupai SUV Hummer ini didesain khusus untuk kendaraan pejabat yg antipeluru.
Mobil ini dijadwalkan akan menyuplai pengadaan pemerintah atas sejumlah 5000 kendaraan beroda empat buat digunakan selaku kendaraan beroda empat dinas pejabat di tingkat sentra mulai Menteri, Wakil Menteri, dan juga Direktur Jenderal (Dirjen). Bahkan Kepala Daerah juga diarahkan bagi memakai kendaraan beroda empat serupa juga. Captive market yg diberikan pemerintah atas kendaraan beroda empat bikinan BUMN pertahanan ini cermin kesungguhan pemerintah buat kemandirian produk teknologi dalam negeri.
Komitmen pengembangan dan bikinan kendaraan beroda empat Maung ini supaya menjadi kesungguhan pemerintah akan pengembangan industri teknologi tinggi (high-tech). Maung sendiri dikembangkan sejak 2018 oleh PT Pindad yg mulanya berjulukan Bima M-31. Pengembangan kendaraan beroda empat ini tak sekadar rakitan melainkan tergolong dikembangkan bab rancangan teknikalnya (engineering design), pengembangan produk, manufaktur, perakitan, tahapan uji, dan evaluasinya.
Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) kini diklaim kini telah meraih 70 persen. Meskipun mesin masih diimpor, know-how teknologinya menjadi milik PT Pindad. Hal ini menunjukan bahwa teknologi inti (core technology) produk ini dimiliki oleh perusahaan BUMN pertahanan ini. Atas dasar ini, Maung sanggup dikembangkan secara berkesinambungan hingga dihasilkan keunggulan teknologis dari komponen-komponen utama produk tersebut menyerupai fitur keamanan, tata cara kontrol elektronik, dan mesin.
Produksi kendaraan beroda empat Maung ini menyerupai dengan pengembangan FIN Komodo, kendaraan beroda empat setempat buatan Cimahi. Perusahaan kendaraan beroda empat off-road buat wilayah non infrastruktur tersebut engineering design sepenuhnya dimiliki perusahaan yang pendirinya ialah eks engineer pesawat N250 PT Dirgantara Indonesia.
Perusahaan tersebut juga menerapkan kapabilitas teknologis secara sedikit demi sedikit di mana pada tahap permulaan memakai unsur utama bikinan absurd tetapi secara perlahan mengembangkannya sendiri. Bahkan perusahaan setempat ini merencanakan supplier yang mau menyanggupi keperluan unsur produknya dengan membina para pelaku UMKM yg berada dalam rantai suplai produksi FIN Komodo.
Berkaca pada keberhasilan perusahaan otomotif setempat ini, PT Pindad dikehendaki tidak sekadar berhenti pada tahapan bikinan kendaraan beroda empat Maung, melainkan secara berbarengan merencanakan ekosistem yg berada di supply chain produk. Dengan demikian adanya bikinan kendaraan beroda empat Maung, berimbas pada tumbuhnya industri UMKM yg menyuplai unsur produk. Ini yg dinamakan imbas berganda atau ungkapan ekonominya multiplier effect.
Industrialisasi High-Tech
Industrialisasi yakni langkah sempurna buat mengakibatkan pengembangan teknologi high-tech menjadi memiliki nilai ekonomi multiplier effect. Melalui industrialisasi, nilai ekonomi dari bikinan teknologi tak hanya ada di end-product, melainkan dalam segala tahapan dalam rantai suplai. Untuk mewujudkannya dikehendaki ekosistem yg mendukung, akan dari industri unsur hingga regulasi dan standardisasi atas unsur produk, serta SDM yg mau turut serta menyebarkan dan memproduksi produk high-tech ini.
Kementerian Pertahanan bareng Kementerian Perindustrian serta Kementerian Pendidikan Tinggi Sains dan Teknologi sanggup bergandengan tangan merealisasikan ekosistem ini sehingga proses industrialisasi high-tech tidak terhenti pada bikinan kendaraan beroda empat Maung saja.
Pemerintah perlu merencanakan peta jalan (roadmap) dengan implikasi gampang dan taktis sehingga apa yg telah dilaksanakan tinggal diperbaiki dan ditingkatkan. Kajian ini diorientasikan pada tiga hal yakni industrialisasi high-tech yakni untuk kenaikan kesanggupan teknologis bangsa Indonesia, merealisasikan kedaulatan negara, dan mendorong kemajuan ekonomi. Ketiganya mesti menjadi prinsip industrialisasi high-tech sekaligus alasannya yakni seandainya salah sesuatu yg diorientasikan akan menjadi duduk perkara di kemudian hari.
Pengembangan pesawat N250 pada masa Presiden Soeharto mesti menjadi pelajaran alasannya yakni pada masa tersebut kapabilitas teknologis menjadi konsentrasi utama pemerintah di ketika itu yang mengakibatkan proses industrialisasi pesawat di ketika itu pada akibatnya menjadi terhambat.
Tiga prinsip industrialisasi high-tech juga ialah balasan atas target pemerintah Presiden Prabowo yang menghendaki kemajuan ekonomi hingga 8 persen. Industrialisasi yg dimulai dari kendaraan beroda empat Maung ini sanggup menjadi pintu permulaan sumber kemajuan alasannya yakni dapat bikin ekosistem rantai suplai dari UMKM nasional juga selaku fasilitas tumbuhnya industri high-tech lainnya.
Sinergitas antar-kementerian dengan visi bareng pengembangan industri high-tech yg besar lengan berkuasa menjadi langkah pertama yang mesti dijalankan. Terakhir tidak kalah penting, perlu dikenang industrialisasi high-tech itu tidak instan, perlu waktu panjang serta perlu adanya pinjaman politik dan sumber daya yg cukup secara berkesinambungan dan berkesinambungan.
Uruqul Nadhif Dzakiy dosen dan peneliti Inovasi dan Manajemen Teknologi, Telkom University
Tonton juga video: Mensesneg Ungkap Perkembangan Produksi Mobil Dinas Maung untuk Menteri
mobil maungmobil maung pindadHoegeng Awards 2025Baca dongeng inspiratif calon polisi contoh di siniSelengkapnya