
Medan –
Geliat perekonomian digital makin pesat pada tahun 2023 ini. Bahkan, tata cara ekonomi digital sekarang dijadikan wadah dalam pengelolaan keuangan anak muda.
“Pengembangan zaman berubah cepat. Udah mulai banyak layanan tak cuma fisik namun juga online. Penetrasi smartphone di Indonesia telah di 80 persen, sanggup dikatakan siapa pun telah pakai. Bank dituntut tersedia secara online dalam ekosistem digital,” ungkap Head of Consumer Business Customer Value Management Bank Jago Irene Santoso di saat program Pandai Atur Keuangan Sesuai Maumu dengan Aplikasi Jago, Minggu (19/11/2023).
Irene menyebutkan menjalankan survei, tantangan yang dihadapi penduduk yakni proses pembayaran tagihan yang tak gampang dan mengendalikan keuangan.
“Pada kehidupan keseharian mungkin telah dijalankan dengan cara tradisional dan sederhana menyerupai mengalokasikan menggunakan amplop dengan dibagi untuk bayar tagihan listrik, duit jajan, maupun duit sekolah anak. Nah, ini kerap kali suka terpakai untuk keperluan lain,” ujarnya.
Terkait hal ini, Irene menuturkan bahwa sekarang sanggup mengendalikan keuangan menggunakan bank digital. Nah, lewat Bank Jago.
Baca juga: Peduli Lingkungan Tak Cukup Hanya Aksi, Butuh Edukasi dan Solusi |
“Dengan menggunakan aplikasi Bank Jago, kalian sanggup menghasilkan 20 kantong bayar dan 20 kantong nabung. Inikan dua prinsip dalam kelola keuangan dan ini tak boleh digabung. Kaprikornus alasannya yakni sanggup buat 20, kalian sanggup buat kantor jajan, kantor bayar tagihan, bayar duit sekolah ataupun liburan. Nah, satu kantong itu satu rekening bank, jikalau dahulu buat satu rekening bank susah ya, mesti ke bank, antre. Ini buat 40 rekening bank di aplikasi dalam hitungan detik,” tutur Irene.
“Uang ini sanggup diisi di 40 kantong dan sanggup diberi makna dan sanggup letak foto juga sesuai maunya kalian. Nah, beberapa kantong sanggup dihubungkan dengan teman kami, ada kantong investasi dengan bibit ataupun dengan gopay,” lanjutnya.
Selain itu, Bank Jago juga punya fitur Analisa Pengeluaran. Melalui fitur ini, detikers akan tahu alur masuk keuangan.
“Fitur Analisa Pengeluaran akan menolong kita mengecek keuangan kenapa duit kita itu cepat habis, nah itu sanggup dilihat. Contoh, bulan ini beli tiket konser, adanya fitur ini buat kita aware. Nah, bulan depan kita minimalkan nih duit untuk beli kopi, ini menolong sekali,” kata Irene.
Kemudahan fitur-fitur ini ternyata mendorong kenaikan jumlah pengguna aplikasi Bank Jago. Pada tamat Oktober 2023 jumlah nasabah Bank Jago meraih 9,6 juta, tergolong 7,6 juta nasabah funding pengguna Aplikasi Jago. Sementara Jumlah pengguna Aplikasi Jago bertumbuh dibandingkan posisi tamat 2022 yang meraih 5,5 juta nasabah.
Melihat fenomena keuangan digital ini, Senior Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Moch Amin Nurdin menyebutkan bahwa kemajuan keuangan digital di Indonesia dalam bertahun-tahun terakhir tidak terlepas dari pesatnya penetrasi internet dan pertumbuhan transaksi jual beli lewat tata cara elektronik atau e-commerce.
Bahkan ia meyakini teknologi digital sanggup mendukung pertumbuhan pendapatan domestik bruto (PDB) Indonesia.
Ekonomi digital Indonesia diproyeksikan akan bertumbuh dari Rp 1.408 triliun di 2022 menjadi Rp 3.216 triliun di 2027 mendatang.
“Penetrasi internet juga terus bertambah dengan proyeksi ekonomi digital akan berkontribusi sekitar 14 persen kepada PDB di 2027 dari cuma sekitar 8 persen di 2022,” ujar Amin.
Baca juga: Catat 1,7 Juta Pengguna, Transaksi QRIS di Sumut Capai Rp 4,91 T |
