
Di seluruh Teheran dan kota-kota lain di Iran, tidak sedikit papan iklan mengiklankan klinik keelokan dan mekanisme kosmetik yang prospektif bentuk hidung ideal, kulit mulus, dan senyum sempurna.
Banyak orang dengan hidung yang diperban di jalanan, suatu bukti kasatmata akan tingginya popularitas operasi hidung di negara tersebut.
“Ini sudah menjadi tren budaya,” kata dokter bedah rinoplasti Hamidreza Hosnani yang melaksanakan hingga 20 operasi sepekan di kliniknya yang berlokasi di Ibu Kota Iran, dikutip dari France24.
Tren tersebut terus bertambah dan kian menempel pada identitas serta status sosial, utamanya alasannya kian banyaknya wanita yang menentang hukum berpakaian yang ketat menyusul protes besar-besaran atas ajal Mahsa Amini pada 2022.
Baca Juga : Tersangka Korupsi Proyek Ipal Jadi 4 Orang, Seret Dirut
Menurut Hosnani, di negara dengan upah minimum sekitar 100 dollar USD atau sekitar Rp 1,6 juta, ongkos dasar operasi hidung dapat meraih 1.000 dollar USD atau sekitar Rp 16,9 juta jauh lebih hemat biaya dibandingkan negara lain. Meski keadaan ekonomi sukar akhir hukuman internasional dan inflasi, undangan tetap tinggi.
Hal tersebut juga dijalani oleh seorang versi Iran berjulukan Azadeh (29 tahun). Ia menyampaikan seluruh wanita di keluarganya sudah menjalani operasi hidung. Ia menyebut, keputusan untuk membereskan hidungnya, yang dipahami dengan perumpamaan ‘hidung Persia’ ialah investasi menguntungkan.
“Setelah operasi, saya tidak cuma mendapat pekerjaan modeling dengan status sosial yang lebih baik, tetapi juga penghasilan tiga kali lipat lebih besar dan lebih dihormati klien,” kata Azadeh.
“Saya hingga mesti pinjam duit dari kawan dan keluarga untuk operasi ini, tetapi semua terbayar. Ini sungguh layak,” ujar Azadeh.
Klinik Ilegal dan Risiko
Iran dipahami memiliki kepraktisan medis mutakhir dan menjadi tujuan rekreasi medis. Namun, risiko tetap mengintai, bahkan Pemerintah Iran sudah beberapa kali memperingatkan ihwal maraknya klinik ilegal.
Pada Februari lalu, belasan tenaga medis tanpa izin ditangkap, dan beberapa ruang operasi di Rumah Sakit Apadana di Teheran ditutup.
Pada November 2023, tiga wanita dilaporkan meninggal dunia dalam satu hari di saat menjalani mekanisme keelokan di tiga insiden terpisah juga di Teheran. Ava Goli (23 tahun) mengaku masih mencari dokter yang terpercaya untuk operasi hidungnya. “Saya pernah lihat hasil operasi yang buruk, dan itu cukup menghasilkan saya takut,” katanya.
Tekanan untuk mengikuti tren ini tak cuma dicicipi perempuan. Bahador Sayyadi (33 tahun), seorang akuntan menegaskan menjalani transplantasi rambut meski mesti meminjam uang.
“Keuangan saya tidak bagus, tetapi berkat pinjaman, saya dapat operasi sebelum menikah,” ujarnya. “Saat ini, lelaki juga mesti merawat diri, sama menyerupai perempuan,” katanya menambahkan.