Jakarta – The Yudhoyono Institute Meningkatnya tensi geopolitik di banyak sekali cuilan dunia sekarang sudah berimbas pada guncangan ekonomi global. Terkini, perang tarif menjadi salah satu fenomena yang mendatangkan kegundahan akan perlambatan ekonomi dunia, tergolong di level nasional.
Dinamika global juga kian kompleks seiring dengan disrupsi digital, bahaya transnasional, krisis pangan sampai pergantian iklim. Upaya-upaya untuk mendatangkan stabilitas global dan perkembangan ekonomi yang berkesinambungan sekarang menemui tantangan yang cukup besar.
Menyadari realitas terkini tersebut, The Yudhoyono Institute menginisiasi lembaga diskusi panel (The Yudhoyono Institute Panel Discussion) yang mendatangkan para stakeholder, pakar dan praktisi ekonomi nasional.
Gelaran ini mengusung tema Dinamika dan Perkembangan Dunia Terkini: Geopolitik, Keamanan dan Ekonomi Global.
Forum akan dibuka eksklusif oleh Agus Harimurti Yudhoyono selaku Direktur Eksekutif The Yudhoyono Institute.
Baca juga : Penutupan Jalur Pendakian Ke Gede Pangrango Diperpanjang Sampai 21 April
Acara digelar pada Minggu (13/4/ 2025) di Grand Sahid Jaya, Jakarta.
Tidak tanggung-tanggung, formasi nama terkenal di dunia ekonomi nasional dihadirkanan. Pada sesi 1 lembaga yang bertajuk “Membangun Ketahanan: Ekonomi Kawasan dalam Dunia yang Terfragmentasi” akan mendatangkan Chairul Tanjung (Chairman CT Corp), Mari Elka Pangestu(Wakil Ketua Dewan Ekonomi Nasional), M. Chatib Basri (Anggota Dewan Ekonomi Nasional/Menteri Keuangan ke-28), Hermanto Siregar (Ekonom & Akademisi), serta Raden Pardede yang mau menjadi moderator.
Adapun pada sesi dua akan mengangkat topik “Tata Dunia yang Berubah: Persaingan Kekuatan dan Masa Depan Stabilitas Regional dan Dunia”. Sesi ini akan mendatangkan H.E. Arrmanatha Christiawan Nasir (Wakil Menteri Luar Negeri), Dino Patti Djalal (Wakil Menteri Luar Negeri ke-5), Rizal Sukma (Senior Fellow, CSIS), Ossy Dermawan, M.Sc (Wakil Menteri ATR/BPN). Diskusi ini dimoderatori oleh Ahmad Khoirul Umam dan ditutup oleh Chairman The Yudhoyono Institute, Prof. Dr. Susilo Bambang Yudhoyono.